Menyambut Bulan Suci Romadhon: Tradisi dan Kebiasaan yang Diamalkan oleh Umat Islam

 


Bulan Romadhon adalah bulan yang penuh berkah bagi umat Islam di seluruh dunia. Dalam bulan ini, umat Islam berpuasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari setiap hari selama sekitar 29 atau 30 hari. Puasa Romadhon merupakan salah satu dari lima rukun Islam dan menjadi kewajiban bagi setiap Muslim yang sudah baligh dan sehat.

 

Selain berpuasa, umat Islam juga melakukan berbagai amalan dan ibadah lainnya di bulan Romadhon. Berikut adalah beberapa tradisi dan kebiasaan yang diamalkan oleh umat Islam dalam menyambut bulan suci ini:

 

1.      Shalat Tarawih: Shalat Tarawih adalah shalat sunnah yang dilakukan setelah shalat Isya' pada bulan Romadhon. Tradisi ini dimulai sejak zaman Rasulullah SAW dan dilakukan di masjid-masjid di seluruh dunia. Biasanya, seluruh Al-Quran dibacakan dalam shalat Tarawih selama bulan Romadhon.

2.      Iftar: Iftar adalah waktu berbuka puasa setelah matahari terbenam. Saat ini, umat Islam menghentikan puasa mereka dengan memakan kurma dan meminum air putih, seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Setelah itu, mereka melaksanakan shalat Maghrib sebelum makan malam.

3.      Sahur: Sahur adalah waktu makan sebelum terbit fajar yang dilakukan sebelum memulai puasa. Tradisi ini dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW karena memberikan energi dan kekuatan bagi umat Islam untuk menjalankan ibadah sepanjang hari.

4.      Zakat Fitrah: Zakat Fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap Muslim yang mampu pada bulan Romadhon. Zakat ini diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan, terutama mereka yang kurang mampu untuk merayakan Idul Fitri dengan layak.

5.      Lailatul Qadar: Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan, yang terjadi pada salah satu malam terakhir bulan Romadhon. Umat Islam berdoa dan beribadah lebih intens pada malam ini, berharap mendapatkan pahala yang besar.

6.      Bersedekah: Bersedekah adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan pada bulan Romadhon. Umat Islam dianjurkan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan, memberikan makanan kepada yang lapar, dan memberikan sumbangan kepada yang membutuhkan.

7.      Membaca Al-Quran: Bulan Romadhon juga dikenal sebagai bulan Al-Quran. Umat Islam dianjurkan untuk membaca Al-Quran lebih banyak pada bulan ini, dengan harapan mendapatkan pahala yang besar.

8.      Menghindari Perbuatan Maksiat: Umat Islam dianjurkan untuk menjauhi perbuatan maksiat pada bulan Romadhon, seperti berbohong, mencuri, dan berzina. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan penghormatan terhadap bulan suci ini.

9.      Beribadah di Masjid: Umat Islam dianjurkan untuk beribadah di masjid selama bulan Romadhon, terutama pada malam Tarawih dan Lailatul Qadar. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan penghormatan terhadap bulan suci ini.

10.  Menyambut Idul Fitri: Bulan Romadhon diakhiri dengan perayaan Idul Fitri, yang merupakan hari raya bagi umat Islam. Pada hari ini, umat Islam berkumpul bersama keluarga dan teman-teman, memberikan maaf kepada satu sama lain, dan merayakan kemenangan mereka dalam menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh.

Dengan melakukan tradisi dan kebiasaan ini, umat Islam menyambut bulan Romadhon dengan penuh kegembiraan dan kebahagiaan. Hal ini juga menjadi kesempatan bagi mereka untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kualitas ibadah mereka. Semoga tradisi dan kebiasaan ini dapat terus dilestarikan oleh umat Islam di seluruh dunia.


Share:

Malam nisfu Sya’ban (malam 15 Sya’ban)

Malam nisfu Sya’ban (malam 15 Sya’ban) adalah malam mulia menurut sebagian kalangan. Sehingga mereka pun mengkhususkan amalan-amalan tertentu pada bulan tersebut. Benarkah pada malam nisfu Sya’ban punya keistimewaan dari bulan lainnya?


Bulan Sya’ban Secara Umum adalah Bulan Mulia

Bulan Sya’ban adalah bulan mulia yang terletak sebelum bulan suci Ramadhan. Di antara keistimewaannya, bulan tersebut adalah waktu dinaikkan amalan.


Mengenai bulan Sya’ban, ada hadits dari Usamah bin Zaid. Ia pernah menanyakan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa ia tidak pernah melihat beliau melakukan puasa yang lebih semangat daripada puasa Sya’ban. Kemudian Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ


“Bulan Sya’ban –bulan antara Rajab dan Ramadhan- adalah bulan di saat manusia lalai. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR. An-Nasa’i no. 2359. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan).


Setiap pekannya, amalan seseorang juga diangkat yaitu pada hari Senin dan Kamis. Sebagaimana disebutkan dalam hadits,


تُعْرَضُ أَعْمَالُ النَّاسِ فِى كُلِّ جُمُعَةٍ مَرَّتَيْنِ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ مُؤْمِنٍ إِلاَّ عَبْدًا بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ فَيُقَالُ اتْرُكُوا – أَوِ ارْكُوا – هَذَيْنِ حَتَّى يَفِيئَا


“Amalan manusia dihadapkan pada setiap pekannya dua kali yaitu pada hari Senin dan hari Kamis. Setiap hamba yang beriman akan diampuni kecuali hamba yang punya permusuhan dengan sesama. Lalu dikatakan, ‘Tinggalkan mereka sampai keduanya berdamai’.” (HR. Muslim no. 2565)


Keistimewaan Malam Nisfu Sya’ban

Ada hadits yang menyatakan keutamaan malam nisfu Sya’ban bahwa di malam tersebut akan ada banyak pengampunan terhadap dosa.


Di antaranya hadits dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,


يَطَّلِعُ اللَّهُ إِلَى جَمِيعِ خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ


“Allah mendatangi seluruh makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya’ban. Dia pun mengampuni seluruh makhluk kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.”


Al-Mundziri dalam At-Targhib setelah menyebutkan hadits ini, beliau mengatakan, “Dikeluarkan oleh At-Thobroni dalam Al Awsath dan Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya dan juga oleh Al-Baihaqi. Ibnu Majah pun mengeluarkan hadits dengan lafazh yang sama dari hadits Abu Musa Al-Asy’ari. Al-Bazzar dan Al-Baihaqi mengeluarkan yang semisal dari Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu dengan sanad yang tidak mengapa.”


Demikian perkataan Al Mundziri. Penulis Tuhfatul Ahwadzi lantas mengatakan, “Pada sanad hadits Abu Musa Al-Asy’ari yang dikeluarkan oleh Ibnu Majah terdapat Lahi’ah dan ia adalah perawi yang dinilai dha’if.”


Hadits lainnya lagi adalah hadits ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


يَطَّلِعُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِعِبَادِهِ إِلَّا اِثْنَيْنِ مُشَاحِنٍ وَقَاتِلِ نَفْسٍ


“Allah ‘azza wa jalla mendatangi makhluk-Nya pada malam nisfu Sya’ban, Allah mengampuni hamba-hamba-Nya kecuali dua orang yaitu orang yang bermusuhan dan orang yang membunuh jiwa.”


Al Mundziri mengatakan, “Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Ahmad dengan sanad yang layyin (ada perowi yang diberi penilaian negatif atau di-jarh, namun haditsnya masih dicatat).” Berarti hadits ini bermasalah.


Penulis Tuhfatul Ahwadzi setelah meninjau riwayat-riwayat di atas, beliau mengatakan, “Hadits-hadits tersebut dilihat dari banyak jalannya bisa sebagai hujjah bagi orang yang mengklaim bahwa tidak ada satu pun hadits shahih yang menerangkan keutamaan malam nisfu Sya’ban. Wallahu Ta’ala a’lam.”


Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Hadits yang menjelaskan keutamaan malam nisfu Sya’ban ada beberapa. Para ulama berselisih pendapat mengenai statusnya. Kebanyakan ulama mendhaifkan hadits-hadits tersebut. Ibnu Hibban menshahihkan sebagian hadits tersebut dan beliau masukkan dalam kitab shahihnya.” (Lathaif Al-Ma’arif, hal. 245).


Intinya, penilaian kebanyakan ulama (baca: jumhur ulama), keutamaan malam nisfu Sya’ban dinilai dha’if. Namun sebagian ulama menshahihkannya.


Amalan di Malam Nisfu Sya’ban

Taruhlah hadits keutamaan malam nisfu Sya’ban itu shahih, bukan berarti dikhususkan amalan khusus pada malam tersebut seperti kumpul-kumpul di malam nisfu Sya’ban dengan shalat jama’ah atau membaca Yasin atau do’a bersama atau dengan amalan khusus lainnya.


Karena mengkhususkan amalan seperti itu harus dengan dalil. Kalau tidak ada dalil, berarti amalan tersebut mengada-ada.


Walau sebagian ulama ada yang menganjurkan shalat di malam nisfu Sya’ban. Namun shalat tersebut cukup dilakukan seorang diri.


Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Mengenai shalat malam di malam Nisfu Sya’ban, maka tidak ada satu pun dalil dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga para sahabatnya. Namun terdapat riwayat dari sekelompok tabi’in (para ulama negeri Syam) yang menghidupkan malam Nisfu Sya’ban dengan shalat.”


Ibnu Taimiyah ketika ditanya mengenai shalat Nisfu Sya’ban, beliau rahimahullah menjawab, “Jika seseorang shalat pada malam nisfu sya’ban sendiri atau di jama’ah yang khusus sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian salaf, maka itu suatu hal yang baik. Adapun jika dilakukan dengan kumpul-kumpul di masjid untuk melakukan shalat dengan bilangan tertentu, seperti berkumpul dengan mengerjakan shalat 1000 raka’at, dengan membaca surat Al Ikhlas terus menerus sebanyak 1000 kali, ini jelas suatu perkara bid’ah, yang sama sekali tidak dianjurkan oleh para ulama.” (Majmu’ Al-Fatawa, 23: 131)


Ibnu Taimiyah juga mengatakan, “Adapun tentang keutamaan malam nisfu Sya’ban terdapat beberapa hadits dan atsar, juga ada nukilan dari beberapa ulama salaf bahwa mereka melaksanakan shalat pada malam tersebut. Jika seseorang melakukan shalat seorang diri ketika itu, maka ini telah ada contohnya di masa lalu dari beberapa ulama salaf. Inilah dijadikan sebagai pendukung sehingga tidak perlu diingkari.” (Majmu’ Al-Fatawa, 23: 132)


Malam Nisfu Sya’ban sama dengan Malam Lainnya

Kalau kita biasa shalat tahajud di luar nisfu Sya’ban, nilainya tetap sama dengan shalat tahajud di malam nisfu Sya’ban.


‘Abdullah bin Al Mubarak rahimahullah pernah ditanya mengenai turunnya Allah pada malam Nisfu Sya’ban, lantas beliau pun memberi jawaban pada si penanya, “Wahai orang yang lemah! Yang engkau maksudkan adalah malam nisfu Sya’ban?! Perlu engkau tahu bahwa Allah itu turun di setiap malam (bukan pada malam nisfu Sya’ban saja, -pen).” Dikeluarkan oleh Abu ‘Utsman Ash Shobuni dalam I’tiqod Ahlis Sunnah (92).


Al ‘Aqili rahimahullah mengatakan, “Mengenai turunnya Allah pada malam nisfu Sya’ban, maka hadits-haditsnya itu layyin (menuai kritikan). Adapun riwayat yang menerangkan bahwa Allah akan turun setiap malam, itu terdapat dalam berbagai hadits yang shahih. Ketahuilah bahwa malam nisfu Sya’ban itu sudah termasuk pada keumuman hadits semacam itu, insya Allah.” Disebutkan dalam Adh Dhu’afa’ (3/29). (Lihat Fatwa Al Islam Sual wa Jawab, no. 49678)


Cukup Perbanyak Amalan Puasa di Bulan Sya’ban

Kalau mau meraih kebaikan, bisa diraih dengan memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata,


فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِى شَعْبَانَ


“Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)


Yang Punya Utang Puasa Ramadhan Segera Lunasi

Bagi yang punya utang puasa Ramadhan, segeralah dilunasi karena bulan Sya’ban adalah bulan terakhir sebelum memasuki bulan Ramadhan.


Dari Abu Salamah, beliau mengatakan bahwa beliau mendengar ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan,


كَانَ يَكُونُ عَلَىَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِىَ إِلاَّ فِى شَعْبَانَ


“Aku masih memiliki utang puasa Ramadhan. Aku tidaklah mampu mengqodho’nya kecuali di bulan Sya’ban.” Yahya (salah satu perowi hadits) mengatakan bahwa hal ini dilakukan ‘Aisyah karena beliau sibuk mengurus Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Bukhari no. 1950 dan Muslim no. 1146)


Perbanyak Pula Amalan Bacaan Al-Qur’an di Bulan Sya’ban

Salamah bin Kahil berkata,


كَانَ يُقَالُ شَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ القُرَّاء


“Dahulu bulan Sya’ban disebut pula dengan bulan membaca Al Qur’an.”


وَكَانَ عَمْرٌو بْنِ قَيْسٍ إِذَا دَخَلَ شَهْرُ شَعْبَانَ أَغْلَقَ حَانَوَتَهُ وَتَفْرُغُ لِقِرَاءَةِ القُرْآنِ


‘Amr bin Qois ketika memasuki bulan Sya’ban, beliau menutup tokonya dan lebih menyibukkan diri dengan Al Qur’an.


Abu Bakr Al Balkhi berkata,


شَهْرُ رَجَبٍ شَهْرُ الزَّرْعِ ، وَشَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ سَقْيِ الزَّرْعِ ، وَشَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرُ حِصَادِ الزَّرْعِ


“Bulan Rajab saatnya menanam. Bulan Sya’ban saatnya menyiram tanaman dan bulan Ramadhan saatnya menuai hasil.” (Lihat Fatwa Al-Islam Sual wa Jawab no. 92748)


Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.


Share:

YASPIA BUSSINES CENTER

 


Untuk melihat produk-produk dari YASPIA165 BUSSINES CENTER silahkan klik YASPIA165 BUSSINES CENTER 

Share:

Lulus SMA Bisa Daftar CPNS 2023, Ini Syaratnya

 


smk165cigembor.blogspot.com Ada kabar gembira untuk kalian yang ingin menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), di tahun 2023 ini pemerintah memastikan membuka seleksi CPNS 2023.

Selain itu, pemerintah juga akan melakukan rekrutmen untuk Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja…... 

Baca selengkapnya di sini: Lulusan SMA bisa Daftar CPNS


Share:

Kabar gembira lulusan SMA Bisa Daftar CPNS, Ini Syaratnya


smk165cigembor.blogspot.com Ada kabar gembira untuk kalian yang ingin menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), di tahun 2023 ini pemerintah memastikan membuka seleksi CPNS 2023.

Selain itu, pemerintah juga akan melakukan rekrutmen untuk Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di tahun 2023 ini.

Abdullah Azwar Anas selaku Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Men PANRB) mengatakan bahwa pemerintah sudah memberikan keputusan untuk membuka rekrutmen CPNS dan PPPK di tahun 2023 ini.

Seringkali rekrutmen atau pendaftaran seleksi CPNS kebanyakan membuka formasi untuk lulusan D4 ataupun dari S1.

Pada seleksi CPNS 2023 ini, para lulusan SMA memiliki peluang yang sama dalam rekrutmen Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) di tahun 2023 pada sejumlah kementerian.

Namun biasanya di beberapa kementerian ada yang menetapkan syarat tinggi badan minimal untuk para calon pendaftar.

Kemudian terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk lulusan SMA/SMK sederajat yaitu sebagai berikut:

  1. Ijazah SMA
  2. Fotokopi akta kelahiran
  3. Sertifikat ijazah komputer
  4. Transkrip nilai pendidikan terakhir
  5. Fotokopi identitas diri, misalnya seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) maupun surat keterangan identitas lainnya
  6. Surat pernyataan yang menyatakan kesanggupan untuk ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia
  7. Surat lamaran

Selain beberapa syarat dokumen yang telah disebutkan di atas, juga terdapat beberapa syarat khusus untuk lulusan SMA/SMK sederajat yaitu sebagai berikut:

  • Minimal berusia 18 tahun dan maksimal usia pelamar 28 tahun pada saat melakukan pendaftaran CPNS 2023.
  • Minimal tinggi badan 160 cm untuk pelamar wanita dan minimal 165 cm untuk pelamar pria.
  • Tida mempunyai tindik atau tato dan bekas tindik atau tato. Kecuali jika terdapat sistem adat tertentu yang mengahruskan untuk tato dan tindik, maka harus disertai dengan surat keterangan dari pemangku adat.

Pada seleksi CPNS 2023 ini terdapat 4 kementerian yang diperkirakan akan membuka formasi untuk lulusan SMA/SMK sederajat yaitu:

Kementerian Hukum dan HAM

Kemenkumham menjadi salah satu kementerian yang paling bersungguh-sungguh membuka formasi bagi lulusan SMA untuk menjadi CPNS di tahun depan. Hampir di setiap tahunnya kementerian ini selalu membuka formasi untuk lulusan SMA.

Kementerian Perhubungan

Kemenhub sendiri akan membuka formasi CPNS di tahun 2023 sebanyak sekitar 684 formasi untuk lulusan SMA.

Posisinya sendiri tersebar di berbagai bidang yaitu penerbang, teknisi peralatan listrik dan elektronika pemula, serta teknisi listrik dan jaringan.

Kementerian Investasi

Kementerian ini bisa terbilang kementerian yang masih sangat muda atau baru. Diperkirakan pada tahun ini akan membuka formasi CPNS untuk lulusan SMA yang dibutuhkan untuk mengisi sejumlah pos-pos baru nantinya.

Kejaksaan

Kejaksaan juga menjadi salat satu yang sering melakukan pembukaan formasi bagi lulusan SMA di setipan seleksi CPNS tiap tahunnya.

Misalnya saja formasi yang dibuka pada tahun 2022 untuk lulusan SMA yaitu pengawal tahanan dan pengadministrasian penanganan perkara.

Untuk syarat khusus yang dibutuhkan dar kedua formasi tersebut yaitu memiliki sertifikat komputer dan sertifikat beladiri diutamakan, dan SIM C.

Demikian informasi mengenai syarat CPNS 2023 untuk lulusan SMA/SMK sederajat yang harus diperhatikan dan dipersiapkan.



Share:

Channel Yutub SMK Cigembor

Dokumentasi Siswa/I

Link Vidio Tutorial Klik Gambar dibawah

Link Vidio Tutorial Klik Gambar dibawah
STARcom hadir untuk melayani anda dalam jasa servce PC, Laptop, Notebook, Printer dan pengadaa ATK. Jika anda memiliki kendala/kerusakan pada alat kerja anda anda bisa hubungi kami atau bisa datang langsung ke tempat kami.

Menyambut Bulan Suci Romadhon: Tradisi dan Kebiasaan yang Diamalkan oleh Umat Islam

  Bulan Romadhon adalah bulan yang penuh berkah bagi umat Islam di seluruh dunia. Dalam bulan ini, umat Islam berpuasa dari terbit fajar hin...

Rapat Anggota Komunitas